Postingan

Resiko di Jalan

Hari ini malam hari saya berangkat dari candidasa menuju gianyar untuk mengambil cetakan / orderan untuk dipakai besok pagi (karena sudah janji sama yang beli). Dari sore hari saya persiapkan, akhirnya saya berangkat jam setengah 8 malam. Suasana dari rumah cerah, namun saat sampai di klungkung, cuaca mendadak mendung dan hujan gerimis. saya kemudian ke tepi jalan untuk mengambil mantel, eh... kelupaan bawa. akhirnya saya cari warung untuk sekedar berteduh (baca : sambil beli teh anget coy). sesekali menyeruput teh, saya melihat jam sudah menunjukkan setengah sembilan. setengah jam lagi tempat ngeprintnya tutup. saya bergegas menuju gianyar dengan kecepatan maksimal. sampai di daerah tulikup jalan mulai agak kabur. maklum jarang ada lampu penerangan jalan dan marka jalan banyak yang sudah tidak bisa dilihat lagi. karena pengelihatan saya kurang begitu baik di malam hari terutama saat kabut ataupun hujan, jadi pas tikungan saya kira lurus dan untung saja motor di depan saya tidak menabr

Malas, Musuh terbesar saat ini

musuh terbesarku saat ini adalah kemalasan. entah karena jarang bergerak, atau karena kebiasaan buruk. akibatnya, badan ini sedikit demi sedikit mulai merevolusi menjadi gajah (baca : gemuk). beberapa efek yang saya rasakan saat ini antara lain : 1. otakku mandeg. untuk berfikir sederhana saja, sepertinya membutuhkan tenaga besar. terasa sulit untuk menemukan solusi solusi dalam permasalahan. sepertinya otak ku ini enggan berpikir. hahaha 2. sering mengantuk. sebentar saja bengong atau rehat, eh.. malah ngantuk. akibatnya adalah hari hari ku berantakan! dimana saat semestinya kerja, aku malah tertidur, dan saat mestinya istirahat, malah melek... jadwal kerja atau keseharianku malah berantakan jadinya. 3. badan tambun. aduh, jarang bergerak.. jadi seperti celeng nih.

Tiang Tusing Gaul

Tiang mule tusing update. Uling pidan dugas simalu bise menek motor, ked jani nu bakat anggon motore. Sing care anake len, setiap musim, maan dogen nganti motor.. demen ajak cb, meli motor CB, masan nak me vespaan, nyemak motor Vespa. Pengaruh timpal ne demen offroad, nyemak KLX. Keto masih tiang ngelah dompet wadah pipis kanti lebuk setset, nu masih bakat anggon. Sing taen ngelah keneh ngalih penyalin/ pengganti. Kanti malunan timpal timpale ne ngorain nganti.  Ngelah hape, diastun layar benyah, masih enu bakat adok. Kanti i meme medalem ngorain nganti layar hp. Tiang nak mule Kuper Sesaine tyg kapah pesu sing care anake lenan nganggur lemah peteng di sisin jalan, lan warung. Gradag grudug ajak geng,  suat suit sebilang nak luh liwat. Tiang demen ninum alkohol, kewanten Lamen sube punyah kanggoang pules jumah. Sing care anake gaul, sube punyah berangkat ngalih kafe, makpak pil jenis narkotika sambil ancog ancog ningehang musik cedug-cedug, mun sing, ngedum cewek mejangkut. Keto masi

Kerja sendiri. Sampai kapan?

Kerja sendiri bisa dikatakan gampang-gampang susah. Selama kita sehat dan stamina oke, kita bisa kerja. Tapi saat sakit, itu akan menjadi bencana besar. Selain rejeki macet karena tidak bisa kerja, komplain dari pelanggan karena otomatis orderan tertunda, bahkan beresiko berkurangnya pelanggan. Uang pun menipis untuk berobat, iya kalau sakit ringan. Sakit yang lumayan parah tentu membutuhkan biaya yang besar. Tabungan dari kerja keras selama ini pun bisa ambles di pakai berobat. Cari uang dimana kalau pemasukan macet. Pinjam? Akan menambah hutang konsumtif. Untuk itu saya berfikir bagaimana caranya kerja sehat menciptakan sistem. Cuma saat ini belum ketemu. Dengan pemikiran seadanya, saya jalani saja dulu dengan sepenuh hati. "Manusia mengorbankan kesehatan demi uang. Kemudian mengorbankan uangnya demi kesehatan" itu salah satu petikan bijak yang pernah saya baca.

Bisnis kotor

Saya sangat benci dengan bisnis kotor. Menjual barang yang cacat produksi kepada konsumen. Entah sudah brapa banyak saya pernah membeli barang yg sblumnya saya pikir itu barang bagus (setidaknya fungsinya masih bagus) tetapi barang tersebut ternyata barang Oplosan. Dari Laptop, Handphone, dan lain lain. Memang setelah saya pikir ini kelalaian konsmen yang kurang teliti membeli barang, namun bukan berarti pedagang/pengusaha bisa pakai akal licik untuk memanfaatkan kelalaian konsumen. Semoga nanti saat saya jadi pengusaha, tidak menjalankan bisnis yang kotor atau bisnis yang main tipu2. Saya akan mengutamakan kualitas dan tidak semata mata mencari untung yg besar. 06/06/2014 pada jam 01:03 AM Adi waskita dharma

Hujan dan suasana hati

Gambar
Melihat hujan turun, rintik demi rintik air jatuh dari langit membasahi genteng kemudian jatuh di tanah. gemericik suaranya sungguh merdu, tiupan angin menerpa air yang jatuh membuat riakan air menandakan kegembiraan.    aku diam di dalam kamar, berselimut. sembari menoleh ke jendela. entah kenapa setiap hujan turun perasaan ini selalu damai.. Mungkin ada sesuatu dibalik hujan. seolah membawa keheningan, membawa perasaan yang lama telah terpendam oleh pikiran dan logika. apakah ini namanya perasaan? entah apa yang ku pikirkan yang jelas suasana begitu adem, damai. mendengar rintikannya Entah Ada apa dibalik hujan? yang jelas aku merasa damai.

Berapa Malaikat Yang Kau Temui Hari Ini????

Ya berapa malaikat yang sudah kau temui hari ini? Atau hari kemarin? Di dalam perjalananmu menuju tempat kerja? Atau dalam perjalananmu menuju ke rumah kembali? Berapa? Bahkan itu di rumahmu sendiri. Berapa malaikat yang kau temui? Tidak ada? Tidak mungkin! Siapa bilang? Mari kita ingat-ingat lagi... Mungkin dia yang membuatmu marah-marah karena membuatmu terbangun di tengah malam buta. Membuatmu terjaga dengan tangisan. Dan kau hanya berkata dengan bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat malem-malem nangis. Berisik!" Padahal mungkin ia membangunkanmu untuk sesuatu hal bermanfaat yang bisa kau lakukan di tengah malam itu. Mungkin dia yang membuatmu sewot, ketika kau bertabrakan badan di jalan sehingga membuatmu terjatuh. Dan kau menjadi sedikit sakit dan malu. Dan kau membentaknya dengan ucapan, "Pake mata dong kalo jalan!" Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berlatih bersabar dan malahan justru jika ia tidak menabrakmu kau akan sedetik lebih cepat dan mungkin